Wednesday, February 23, 2011

Interview

Saat ini kami sedang menjalani bisnis headhunter. Kami sudah menyebar spesifikasi resource yang kami butuhkan melalui mailing list-mailing list tenaga kerja. Alhamdulillah, sudah mulai bermunculan lamaran-lamaran di email kami. Dan akhirnya kamipun memulai pergerakan.

Disebuah restoran franchise yang terkenal dengan rootbeernya di Plaza Semanggi, saya melakukan proses wawancara awal. Meski diiringi dengan suara nampan beradu, saya pun cuek saja mewawancarai pelamar. Saya mencari kecocokan antara kriteria yang diberikan kepada saya dengan resource yang kami wawancara. Sebagian pelamar ternyata sudah bekerja di perusahaan-perusahaan yang lebih stabil dan menawarkan zona nyaman. Sebagian lagi masih mencari-cari dan bekerja di zona yang rawan. Disamping pengalaman, kami juga harus melakukan proses seleksi dengan gaji yang telah ditentukan, yang ada dikisaran 4 juta agar bisnis kami untung.

Ternyata prosesnya tidak semudah yang kami bayangkan. Ketika kami sudah menemukan kriteria dan spesifikasi pelamar yang sesuai dengan yang diminta oleh klien, kami harus berhadapan dengan resource-resource yang sudah digaji tinggi oleh perusahaannya, begitu juga sebaliknya. Alhasil kami harus mencari cara lain agar tidak hanya sesuai dengan requirement, akan tetapi kami juga harus bernegosisasi mengenai persoalan pendapatan pelamar nantinya agar bisnis kami tidak merugi. Dimulai dengan menempelkan pengumuman lowongan kerja di kampus, dengan harapan menemukan freshgraduate tapi dengan pengalaman hanya sebatas mengerjakan proyek IT. Dengan begitu kami akan mendapatkan spesifikasi dan standar gaji yang sesuai dengan yang kami cari.

Ya Alloh, semoga saja kami mendapatkan pelamar yang sesuai dengan spesifikasi dan gaji yang kami tentukan...


Usaha Sampingan

Suatu hari saya bertemu rekan-rekan se-almamater sebuah kampus teknologi di Bandung. Saat ini masing-masing dari kami sedang mengalami dilema. 4-6 tahun bekerja tapi belum mendapatkan promosi, sedangkan bisnis perusahaan masing-masing sedang mengalami krisis. Ketika dalam kondisi seperti itu, masing-masing individu harus memutar otak memikirkan kondisi paling buruk sekalipun.

Membuat suatu usaha bersama adalah alternatifnya. Dengan sering berkumpul, maka bermunculanlah ide-ide yang bisa dikembangkan untuk membuat usaha. Kemudian gagasan-gagasan ini akan menjadi mentah manakala tidak diaktualisasikan. Ketika proses aktualisasi berjalan, di sana akan terbukti manakah partner-partner sejati, manapula partner yang bersifat euforia atau ikut-ikutan saja. Setelah sebelumnya dua orang gugur di medan juang. Maka datanglah energi baru untuk mengisi kekosongan tim. Harapannya usaha yang melibatkan lebih dari dua orang akan lebih baik karena lebih banyak ide untuk mengembangkan usaha tersebut, asal konsisten dan siap bergerak dengan segala resiko yang ada.

Saat ini kami sedang memutar otak untuk membuat proyek perdana kami berhasil. Segala macam daya upaya kami kerahkan agar kelak nantinya kami mempunyai pengalaman yang bisa kami tunjukkan ke-klien kami. Melakukan interview dan negosisasi gaji untuk mendapatkan resource-resource terbaik yang sesuai dengan keinginan klien kami.

Bismillah, semoga Kau tunjukkan dan bukakan jalan rizki-Mu untuk kami ya Allah ....


Saturday, February 19, 2011

Meminjam PT (Perseroan Terbatas)

Suatu hari saya mengobrol bersama calon rekan bisnis, berdiskusi tentang persoalan legalitas jika kita bekerja sama dengan pihak lain, apalagi jika menyangkut soal kontrak. Dimana setiap kerjasama bisnis, pastilah ada butir kontrak yang menyatakan perusahaan A sebagai pihak pertama dan perusahaan B sebagai pihak kedua. Lalu, apa yang bisa dilakukan oleh pihak A atau B jika salah satunya belum mempunyai perseroan yang berbadan hukum? Maka muncullah wacana pinjam meminjam PT (Perseroan Terbatas).

Lalu apakah yang harus dilakukan oleh A atau B jika ingin meminjam sebuah PT? tentunya mereka harus melakukan pendekatan kepada si empunya pemilik PT tersebut untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai sisi legalitas, fee, pajak, sanksi, dll yang akan dituangkan dalam MOU (Memorandum of Understanding). MOU bersifat mengikat individu (A atau B) dan si empunya pemilik PT. Dari MOU tersebut maka akan jelas posisinya, apakah si A atau B merupakan pegawai PT. XYZ, kemudian tentang pembagian honor, lama peminjaman, keperluan, dll.

Diharapkan MOU melahirkan keputusan yang win-win solution untuk kedua belah pihak. Masalah legalitas ? mari kita lihat kembali ke pasal-pasal yang ada di MOU maupun kontrak antara A dan B :D

Friday, February 18, 2011

Pertemanan dalam dunia usaha

Pertemanan sangat menentukan dalam dunia bisnis, dimana teman disini adalah partner atau rekan kerja yang akan kita ajak dalam menjalankan usaha secara bersama-sama. Pertemanan yang baik adalah jika dua atau lebih individu punya visi dan misi serta semangat yang sama untuk memajukan usaha. Adapun teman yang baik adalah jika dia memiliki mental bisnis, antara lain, tidak ragu, nekat, jujur, penuh ide, wawasan luas, relasi yang baik, full commitment dan fokus. Tentunya akan lebih baik jika kita bisa mengajak teman tipe investor untuk masuk ke dalam perseroan sebagai pemegang saham atau juga bisa sekaligus sebagai pelaksana. Interaksi yang baik antara saya dan teman-teman saya selama ini membawa pengamatan kepada satu atau beberapa teman. Dan bisa kita simpulkan mana yang bisa diajak untuk berwirausaha.

Teman yang mempunyai histori wirausaha dikeluarga, tentunya akan lebih baik dibandingkan yang belum punya pengalaman sama sekali. Jangan lupa, pengalaman adalah guru nomor satu dalam rangka pencapaian sukses. Teman yang baik tidak hanya membagi pengalamannya saja, akan tetapi jika dia juga inovatif, dalam artian mempunyai ide-ide orisinil yang bisa dikembangkan menjadi sebuah potensi bisnis. Pengalaman, inovatif juga belum cukup jika tidak didorong oleh keberanian dalam berusaha. Berani mengambil resiko, berani mengambil keputusan dengan cepat, juga berani menghadapi customer atau klien dengan pernuh percaya diri.

Komunikasi juga tak kalah penting, dia merupakan esensi utama dari pendirian bisnis. Karena komunikasi dimulai dari penyatuan visi, dimana jika komunikasi berjalan dengan baik, maka seluruh tim akan mempunyai visi atau pandangan yang sama tentang arah mana yang harus dituju oleh sebuah perusahaan terkait dengan cakupan pekerjaan maupun proyek yang akan dikerjakan.

Setelah seluruh tim bisa menyamakan visinya, maka langkah selanjutnya adalah modal. Sebaiknya pengadaan modal juga perlu dipertegas dari awal beserta job deskripsinya masing-masing. Untuk tahap awal, bisa saja modal dibagi sama rata. Baru setelah usaha berkembang, maka besaran modal harus dikembalikan kepada kesepakatan, jika ada satu atau lebih individu ingin mengembangkan modalnya di perusahaan. Setelah semua terkumpul, maka hal yg terakhir bisa dilihat dan dibuktikan adalah komitmen bersama untuk menjalankan usaha.

PT or CV ?

Keinginan untuk berwirausaha yang begitu besar dalam diri saya, memaksa saya untuk mencoba sebuah pendekatan bisnis dengan zero investment, with big result and achievement, setelah bisnis-bisnis sebelumnya yang gagal saya jalani dikarenakan strategi yang kurang benar. Akan tetapi, apalah gunanya bisnis kalau tidak dibarengi dengan badan hukum yang melindunginya ? maka bisnis yang dijalankan tidak akan memberikan hasil yang signifikan. Dengan membentuk sebuah badan hukum berupa PT atau CV, kita akan mendapatkan kepercayaan dari rekanan bisnis kita. Kepercayaan inilah yang akan jadi modal dan pembuka jalan kita menuju sebuah peluang dan tantangan bisnis yang lebih besar.

Ada perbedaan mendasar tentang PT atau CV ini, yaitu sebuah CV dapat berdiri minimal dua orang, dan akta pendiriannya bisa disahkan oleh notaris tanpa modal minimum, sedangkan PT minimal modalnya adalah 50 juta sebagai modal dasar dan 25% nya disetorkan ke rekening perseroan. Adapun surat ijin dan lain-lain hampir tidak ada perbedaan antara CV dan PT, dikarenakana sama-sama harus mengantongi ijin dari departemen perpajakan, perindustrian dan perdagangan serta mempunyai lokasi yang jelas. Jika sebuah PT mengalami kerugian, maka hanya modal yang disetorkan ke rekening perseroan saja yang akan disita, sedangkan jika CV mengalami kerugian, maka selain modal, harta dan kekayaan pendiri CV juga akan disita sesuai jumlah kerugian. Untuk mengikuti proses tender, terutama di instansi pemerintah, PT lah yang berhak ikut dalam proses tender tersebut.

Jika sudah begini, maka faktor pertama yang harus kita lihat adalah seberapa besar modal dan resiko yang berani kita tanggung? jika modalnya belum begitu besar dan resikonya kecil, maka tidak ada salahnya CV bisa dijadikan langkah awal untuk memulai usaha berbadan hukum. Akan tetapi jika resikonya besar dan ada sejumlah modal sesuai dengan syarat minimum, maka mau tidak mau kita harus mendirikan sebuah PT, agar dikemudian hari, harta kekayaan pribadi tidak terkena imbasnya jika perusahaan mengalami kerugian.

Hmmm... jadi PT apa CV ya?

Bisnis sampingan

Dengan keadaan tak menentu di dunia kerja, maka sudah saatnya kita memikirkan bisnis sampingan apa yang kira-kira bisa menghasilkan uang tambahan. Melihat pengalaman kolega saya yang sudah sukses berbisnis di dunia asuransi dan mlm, maka saatnya kini saya juga harus mulai mengikuti langkah mereka terjun di usaha ini.

Financial consultant di dunia asuransi, akan memberikan kita penghasilan yang cukup memuaskan. Kolega saya yang bekerja di industri Telekomunikasi yang dikenal sebagai salah satu zona paling nyaman selain perbankan, memutuskan untuk terjun langsung mengurus bisnis asuransinya, dikarenakan pada waktu itu, penghasilannya sebagai financial consultant sudah lebih besar daripada gaji yang didapatkannya di kantor. Dengan imbalan penghasilan yang besar, bebas aturan waktu, bertemu banyak orang, refreshing jalan-jalan ke luar negeri, siapa orangnya yang tidak tertarik dengan apa yang ditawarkan di bisnis ini? Bisnis ini menawarkan investasi deposito yang jauh lebih menguntungkan daripada di bank, dengan proteksi kesehatannya salah satunya. Kemudian hanya butuh menabung selama sepuluh tahun untuk dapat dua, hingga tiga kalinya untuk sepuluh tahun berikutnya tanpa membayar tabungan se-senpun

Kemudian saya mencoba melirik membership Oriflame. Dahulu kala saya sangat anti dengan namanya bisnis MLM, dikarenakan harus menjual produk dan target. Akan tetapi mata saya terbuka, bahwasanya, banyak orang-orang yang sukses di bidang ini dan akhirnya mampu mendapatkan apa yang selama ini diidam-idamkan, kebebasan finansial dan trip ke luar negeri. Kembali kolega saya dari perusahaan Telekomunikasi juga merasakan keuntungan dengan bergabung di usaha ini. Bonus berjuta-juta yang telah diperolehnya, tentunya bisa jadi pemicu motivasi untuk saya dan anda jika bergabung di usaha ini. Usaha ini tidak perlu menjual produk, untuk sukses di sini kita hanya menjadi pemakai produk-produknya dan mencari downline, itu pendekatan konsep yang sama sekali berbeda dari yang saya kenal selama ini akan bisnis MLM. Atau mungkin sudah saatnya bisnis ini merubah konsep marketingnya, sehingga tidak menjadi momok bagi sebagian orang untuk menjalankannya.

Promosi

Sudah 4,5 tahun lamanya saya bekerja di perusahaan ini. Dan selama itu pula saya coba persembahkan yang terbaik untuk perusahaan. Banyak asam garam yang saya lalui di perusahaan ini, berurusan dengan vendor (penyedia solusi), aplikasi, hardware, negosiasi, sales, time plan, business user dan lain-lain. From A to Z semua saya kerjakan, dikarenakan tuntutan pekerjaan saya sebagai seorang project manager. Akan tetapi selama itu, penantian saya juga tak kunjung tiba, yaitu promosi. Beberapa junior sudah mendapatkan promosinya, bahkan sudah mendapatkan jabatan yang lebih baik sebagai seorang manager. Sedangkan saya masih begini-begini saja.

Ketika saya coba konfirmasi dan konsultasikan ke atasan, saya tidak tahu lagi apa yang saya harus perbaiki, karena atasan saya menilai hasil pekerjaan saya sudah lebih dari cukup dan memuaskan. Sehingga, saya beranggapan promosi itu layaklah saya dapatkan.

Namun apadaya, semua itu adalah kebijakan managemen terkait, tinggal menunggu saja saatnya kapan promosi itu akan datang. Toh, saya tidak sendiri, masih ada yang lebih senior dari saya dan masih belum mendapatkan apa yang kami bersama-sama inginkan.

Saya bersyukur, atas segala karunia, termasuk perusahaan yang baik, pekerjaan yang baik, gaji yang baik serta atasan, rekan kerja dan teman-teman yang baik. Karena nikmat dan anugrah saya ini belum tentu orang lain akan dapatkan. Saya akan menunggu janji Alloh, barangsiapa tetap bersyukur atas karunia-Nya, Dia akan tambah berlipat-lipat nikmat dan anugrah yang telah kita dapatkan. Semoga saya tidak menjadi hamba-Nya yang lalai terhadap segala perintah dan ketentuan-Nya. Amin.